Harga emas menguat tipis pada Senin (1/7), ditopang oleh pelemahan dolar AS, di tengah harapan atas kemajuan pembicaraan dagang Amerika Serikat menjelang tenggat waktu 9 Juli, serta sorotan terhadap pembahasan RUU pemangkasan pajak senilai $4,5 triliun yang diusulkan Presiden Donald Trump.
Harga emas sempat turun hingga 0,8% di awal sesi, namun berhasil memangkas kerugian dan kembali menguat ringan, setelah mengalami dua pekan penurunan berturut-turut. Pasar saat ini tengah mencermati sinyal positif dari Gedung Putih bahwa AS hampir mencapai kesepakatan dengan sejumlah negara, meski belum jelas apakah perjanjian ini akan mencakup isu-isu utama.
Sementara itu, RUU pemotongan pajak Trump masih dibahas di Senat dan menghadapi penolakan dari kalangan konservatif karena kekhawatiran atas potensi lonjakan defisit anggaran. Voting final kemungkinan akan dilakukan pada hari Senin waktu setempat.
Secara teknikal, emas masih menguat sekitar 25% sepanjang tahun ini, meski saat ini diperdagangkan sekitar $220 di bawah level tertinggi sepanjang masa yang tercapai pada April. Namun demikian, emas menuju penurunan bulanan pertama di tahun 2025, seiring meredanya konflik Timur Tengah dan membaiknya sentimen serta ekspektasi inflasi di AS.
Harga spot gold naik 0,2% menjadi $3.280,44 per ons, sementara indeks dolar Bloomberg turun 0,2%. Logam mulia lain seperti perak, platinum, dan palladium juga mencatat kenaikan.
Sumber: Bloomberg