Harga Emas Turun, Pelaku Pasar Waspada Data Ekonomi AS

Harga emas melemah pada hari Kamis (3/7), pasca mencatat reli selama tiga hari beruntun. Pelemahan ini terjadi menjelang rilis data ketenagakerjaan AS yang sangat dinantikan pasar dan diperkirakan akan memengaruhi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Harga spot emas diperdagangkan di kisaran $3.345 per troy ounce, turun 0,4% dari sesi sebelumnya. Logam mulia ini sebelumnya sempat menguat lebih dari 2% dalam beberapa hari terakhir, didorong oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS.

Sementara fokus investor kini tertuju pada laporan nonfarm payrolls yang diperkirakan menunjukkan hanya 106.000 penambahan tenaga kerja pada Juni, jumlah terendah dalam empat bulan terakhir. Sementara itu, laporan ADP hari Rabu mencatat penurunan pekerjaan di sektor swasta AS–untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun–yang langsung memicu spekulasi akan adanya dua kali pemangkasan suku bunga sebelum 2026.

Pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja bisa mendorong The Fed untuk mulai memangkas suku bunga secepat bulan ini, meski Ketua The Fed Jerome Powell menekankan pendekatan “wait-and-see” sambil menilai dampak tarif terhadap inflasi. Dalam kondisi suku bunga rendah, emas biasanya mendapatkan keuntungan karena tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi.

Sejauh tahun ini, harga emas telah naik lebih dari 25%, hanya terpaut sekitar $150 dari rekor tertinggi yang dicapai pada April lalu. Sentimen safe haven masih kuat, seiring meningkatnya ketegangan geopolitik dan kekhawatiran atas perang dagang. Selain itu, pembelian agresif dari bank sentral dan aliran dana ke ETF berbasis emas turut menopang harga.

Di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap defisit fiskal AS kembali mencuat. RUU pajak dan belanja besar-besaran dari Presiden Donald Trump diperkirakan akan menambah $3,4 triliun ke utang nasional selama dekade mendatang. Jika RUU tersebut disahkan di DPR, minat terhadap emas sebagai aset lindung nilai bisa semakin menguat.

Investor juga terus mencermati perkembangan negosiasi dagang AS, terutama setelah Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Vietnam. Menjelang tenggat 9 Juli untuk penerapan tarif baru, pasar tampaknya mulai lebih tenang menghadapi manuver Trump, karena data ekonomi AS masih menunjukkan ketahanan.

Sementara itu, indeks dolar Bloomberg relatif datar, turun 0,6% dalam sepekan. Logam lainnya–seperti perak, paladium, dan platinum juga turut melemah bersama emas.(yds)

Sumber: Bloomberg