Pada tanggal 28 Juli 2023, harga emas mengalami penurunan dan berbalik turun mendekati level $1.970 setelah gagal menembus resistance di atas $1.980. Penurunan harga emas tersebut terjadi setelah European Central Bank (ECB) mengumumkan kenaikan tingkat bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Juli, sesuai dengan perkiraan pasar.
Penurunan harga emas semakin cepat setelah dirilisnya angka pertumbuhan GDP AS kuartal kedua tahunan sebesar 2.4%, yang melampaui ekspektasi sebesar 1.8% dan angka sebelumnya sebesar 2.0%. Data ekonomi AS yang kuat ini memicu kenaikan baru pada indeks dolar AS dan yield obligasi treasury AS.
Yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun naik melampaui 3.9%, dan indeks dolar AS juga naik 0.77% ke 101.392, sehingga memberikan tekanan tambahan pada harga emas.
Sebelumnya, dolar AS telah mendapatkan pijakannya sebelum data GDP AS dirilis, yang juga menyebabkan tekanan pada harga emas.
Pada awalnya, harga emas mengalami kenaikan karena investor berharap bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga untuk terakhir kalinya pada pertemuan mereka. Namun, setelah the Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5.25% – 5.50% sesuai perkiraan pasar, harga emas tetap pada jalur kenaikannya.
The Fed juga memberikan petunjuk yang kurang hawkish untuk pertemuan bulan September dan menempatkan tanggung jawab untuk tindakan selanjutnya pada data ekonomi yang akan datang.
Dalam konteks teknikal, analis melihat “support” terdekat berada di sekitar $1.942, dan jika berhasil ditembus, akan berlanjut ke $1.934 dan kemudian $1.925. Sementara itu, “resistance” terdekat berada di sekitar $1.955, dan jika berhasil ditembus, akan berlanjut ke $1.968 dan kemudian $1.976.
Pergerakan harga emas selanjutnya akan terus dipengaruhi oleh data ekonomi dan sentimen pasar terkini. Dianjurkan bagi investor untuk mengikuti perkembangan pasar secara cermat sebelum membuat keputusan investasi dalam aset emas.